Sejarah Putri Duyung

Beberapa makhluk legendaris yang karakternya mirip puteri duyung juga ditemukan di beberapa negara, seperti: Mami Wata dari Afrika barat dan tengah; Russalki (Rusalka) dari Rusia dan Ukraina; Merrow dari Irlandia dan Skotlandia; Oceanid, Nereid, dan Naiad dari Yunani, ketiganya adalah Nymph air. Dalam dongeng dan cerita rakyat Eropa, ada makhluk yang wujudnya menyerupai puteri duyung disebut Melusine, berwujud wanita dari kepala sampai pinggang, sedangkan berwujud ikan dari pinggang ke bawah, dengan dua ekor yang bercabang atau kadang-kadang seperti ular. Di Jepang, jika manusia memakan daging puteri duyung, maka akan memeperoleh keabadian. Dalam beberapa cerita rakyat di Eropa, puteri duyung dapat mengabulkan permohonan.

Legenda tentang `merfolk` atau manusia air dapat ditemukan sejauh masa babylonia, mahluk-mahluk air yang dikenal dengan sebutan Oannes atau Ea. Oannes dikabarkan muncul di laut Erythrean, dia muncul kepermukaan mengajarkan manusia seni dan ilmu pengetahuan. Saat ini Anda dapat melihat dinding yang menggambarkan semua itu di Louvre. Disana Anda akan melihat Oannes digambarkan sebagai seorang Merman, dengan tubuh bagian atas seorang pria dan tubuh bagian bawah memiliki ekor ikan.

Lukisan "a mermaid" (ikan duyung) karya J.W. Waterhouse ( 1909)

Berbeda dengan Perancis, Guam juga memiliki cerita tersendiri tentang mahluk yang bernama mermaid ini. Kisahnya hampir mirip dengan kisah Malin Kundang Indonesia, hanya saja korbannya wanita dan ia dikutuk memiliki tubuh ikan karena kesenangannya bermain-main dalam air membuat sang ibu marah. Mereka mengenal gadis malang itu dengan sebutan Sirena, katanya, setelah dikutuk akhirnya dia pergi ke laut terbuka, laut pasifik, dan disana banyak orang yang sering melihat kemunculan Sirena, kabarnya lagi Sirena hanya bisa ditangkap dengan jaring yang dibuat dari rambut manusia.

Dalam masyarakat Siria dan Palestina dulunya juga terkenal menyembah Dewi Bulan berbentuk seorang putri duyung, Atargatis, sementara masyarakat Derceto. Masyarakat Indian juga mengenal dewa-dewi air yang dikenal dengan sebutan Asparas. Sementara masyarakat Jepang mengenalnya dengan sebutan Ningyo dan masyarakat Polinesia mengenalnya dengan sebutan Vatea.

Banyak artifak-artifak yang menggambarkan keberadaan mahluk yang bernama `mermaid`, baik dalam `dongeng` yang terkenal di Denmark, bahkan sampai dijadikan tempat pariwisata tersebut, lalu kemudian pada sebuah artifak dari jaman pertengahan di Inggris, sekitar tahun 1660. Gambar `merman` juga terdapat pada artifak Phoenecian yang diambil dari kerajaan Sargon yang hidup pada masa 700 sebelum masehi.

Catatan tentang orang-orang yang mengaku melihatnya tidak terhitung, mulai dari Henry Hudson yang mencoba menemukan jalan ke asia timur, pada 15 Juni 1608, seorang kepala sekolah di Thurso Caithness bernama William Munro yang mengaku melihat seorang wanita setengah telanjang duduk disebuah batu sambil menyisir rambutnya, kalau saja batu-batuan tersebut tidak sulit dijangkau para penyelam atau perenang mungkin ia akan menyangka kalau itu hanya sekedar perenang yang iseng, di Aberdeenshire pada tahun 1870-an seorang nelayan tua bersumpah bahwa dia telah melihat seorang putri duyung di laut saat dia berlayar, masih banyak catatan-catatan lain yang menyatakan bahwa mereka pernah melihat putri duyung tersebut.

Halusinasi? atau mereka terlalu mabuk, atau mabuk laut barangkali sampai mereka melihat hal-hal seperti itu, lalu bagaimana dengan bukti otentik yang ditemukan beberapa waktu yang lalu. Belum lama ini terdapat bukti otentik tentang keberadaan mahluk-mahluk air yang memiliki tubuh bagian atas manusia dan bertubuh ikan dibagian bawahnya. Bukti tersebut berupa fosil-fosil `Merfolk` yang ternyata tidak sebesar manusia seperti yang mereka lihat.

Jadi apakah mereka ada? kita tidak dapat mengatakannya sampai kita melihatnya dengan mata kepala kita sendiri? Yah, barangkali saja ada mermaid tersasar dan muncul di Ancol, kan seru tuh!. era/berbagaisumber/foto:usswisconsin.org